Kamis, 06 April 2017

PERAWAT

Pengertian perawat dan keperawatan


Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan baik didalam maupun diluar negeri sesuai dengan peraturan perundang- undangan (Permenkes, 2010)

Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia (Lokakarya keperawatan nasional, 1983)

Perawat adalah seorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (UU kesehatan No 23 tahun 1992)

Jadi perawat merupakan seseoarang yang telah lulus pendidikan perawat dan memiliki kemampuan serta kewenangan melakukan tindakan kerpawatan berdasarkan bidang keilmuan yang dimiliki dan memberikan pelayanan kesehatan secara holistic dan professional untuk individu sehat maupun sakit, perawat berkewajiban memenuhi kebutuhan pasien meliputi bio-psiko-sosio dan spiritual.

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN


Praktek Klinik keperawatan adalah Salah satu cara untuk pengembangan dan pengendalian mutu keperawatan dengan cara mengembangkan lahan praktek keperawatan. Pengembangan lahan praktek disertai pembinaan masyarakat profesional keperawatan untuk melaksanakan pengalaman belajar di lapangan dengan benar bagi peserta didik.  Proses praktek klinik keperawatan di lapangan (rumah sakit, klinik, masyarakat) memerlukan kesiapan dari pengelola, peserta didik melalui tahapan proses pembelajaran. 



Tahapan proses pembelajaran dapat diurutkan sebagai berikut: pendahuluan, proses belajar, dan evaluasi. Tahapan pendahuluan dari proses belajar ini diperlukan kesiapan diantaranya melalui penyusunan kontrak belajar. Kontrak belajar bagi peserta didik untuk menyusun rencana kegiatanya sendiri sehingga dapat dipetakan kompetensi yang akan dicapai. Kontrak belajar ddigunakan oleh peserta didik dan pembimbing klinik dalam mengelola pelayanan keperawatan secara benar dan terarah.

Pengelolaan pelayanan keperawatan yang diberikan dengan tahapan yang jelas, dapat memberikan suatu peran terhadap perubahan sikap dan keterampilan profesional yang benar dengan melalui pengalaman belajar klinik yang diselenggarakan dengan benar dalam tatanan pelayanan keperawatan profesional.  Lingkungan yang kondusif akan sangat membantu tumbuhnya sikap dan keterampilan profesional khususnya bagi perawat dan keterampilan profesional bagi para perawat. Di dalam pengelolaan pelayanan keperawatan diperlukan suatu pedoman belajar bagi peserta didik keperawatan

HIV AIDS

A.  Defenisi

Acquired Immune Defiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang dapat disebabkan oleh Human Immuno Deficiency Virus (HIV). Virus dapat ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan vagina, cairan sperma, cairan Air Susu Ibu. Virus tersebut merusak system kekebalan tubuh manusia dengan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi(Pedoman Nasional Perawat, Dukungan Dan Pengobatan Bagi ODHA, Jakarta, 2003)
Human Immuno Deficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut T. Limfosit atau “sel T-4” atau disebut juga “sel CD – 4”(100 Pertanyaan Seputar HIV / AIDS Yang Perlu Anda Ketahui, Medan, 2006).


B.  Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkan dengan HIV Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV. 
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1.      Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.
2.      Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.
3.      Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
4.      Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.
5.      AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system tubuh, dan manifestasi neurologist.
6.      AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun wanita.
Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
-        Lelaki homoseksual atau biseks.
-        Bayi dari ibu/bapakterinfeksi.
-        Orang yang ketagian obat intravena
-        Partner seks dari penderita AIDS
-        Penerima darah atau produk darah (transfusi).

C.  Patofisiologi
Tubuh mempunyai suatu mekanisme untuk membasmi suatu infeksi dari benda asing, misalnya : virus, bakteri, bahan kimia, dan jaringan asing dari binatang maupun manusia lain. Mekanisme ini disebut sebagai tanggap kebal (immune response) yang terdiri dari 2 proses yang kompleks yaitu :
Kekebalan humoral dan kekebalan cell-mediated. Virus AIDS (HIV) mempunyai cara tersendiri sehingga dapat menghindari mekanisme pertahanan tubuh. “ber-aksi” bahkan kemudian dilumpuhkan.
Virus AIDS (HIV) masuk ke dalam tubuh seseorang dalam keadaan bebas atau berada di dalam sel limfosit. Virus ini memasuki tubuh dan terutama menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4. Sel-sel CD4-positif (CD4+) mencakup monosit, makrofag dan limfosit T4 helper. Saat virus memasuki tubuh, benda asing ini segera dikenal oleh sel T helper (T4), tetapi begitu sel T helper menempel pada benda asing tersebut, reseptor sel T helper .tidak berdaya; bahkan HIV bisa pindah dari sel induk ke dalam sel T helper tersebut. Jadi, sebelum sel T helper dapat mengenal benda asing HIV, ia lebih dahulu sudah dilumpuhkan. HIV kemudian mengubah fungsi reseptor di permukaan sel T helper sehingga reseptor ini dapat menempel dan melebur ke sembarang sel lainnya sekaligus memindahkan HIV. Sesudah terikat dengan membran sel T4 helper, HIV akan menginjeksikan dua utas benang RNA yang identik ke dalam sel T4 helper.
Dengan menggunakan enzim yang dikenal sebagai reverse transcriptase, HIV akan melakukan pemrograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double-stranded DNA (DNA utas-ganda). DNA ini akan disatukan ke dalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen.
Fungsi T helper dalam mekanisme pertahanan tubuh sudah dilumpuhkan, genom dari HIV ¬ proviral DNA ¬ dibentuk dan diintegrasikan pada DNA sel T helper sehingga menumpang ikut berkembang biak sesuai dengan perkembangan biakan sel T helper. Sampai suatu saat ada mekanisme pencetus (mungkin karena infeksi virus lain) maka HIV akan aktif membentuk RNA, ke luar dari T helper dan menyerang sel lainnya untuk menimbulkan penyakit AIDS. Karena sel T helper sudah lumpuh maka tidak ada mekanisme pembentukan sel T killer, sel B dan sel fagosit lainnya. Kelumpuhan mekanisme kekebalan inilah yang disebut AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) atau Sindroma Kegagalan Kekebalan.

D.  Pathway  

E.   Manifestasi Klinis
Menurut WHO:
1.      Gejala mayor
-        Penurunan BB ≥ 10%
-        Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
-        Diare kronis
-        Tuberkulosis
2.      Gejala minor
-        Koordinasi orofaringeal
-        Batuk menetap lebih dari 1 bulan
-        Kelemahan tubuh
-        Berkeringat malam
-        Hilang nafsu makan
-        Infeksi kulit generalisata
-        Limfodenopati
-        Herpes zoster
-        Infeksi herpes simplek kronis
-        Pneumonia
-        Sarkoma kaposi
3.      Manifestasi klinis
-        Angiomatosis
-        Kandidiosis orofaringeal
-        Kandidiasis vulvovaginal
-        Displasisa leher rahim
-        Herpes zoster
-        Purpura idiopatik trombositopenik
-        Kandidiasis esophagus
4.      Manifestasi Klinis
Stadium
Skala Aktivitas Gambaran Klinis
I
Asimptomatic, aktivitas normal
a.     Asimptomatic
b.     Limfodenopati generalisata
II
Simptomatic, aktivitas normal
a.     BB menurun < 10%
b.     Kelainan kulit dan mukosa yang ringan seperti: dermatitis, pruigo, ulkus oral, seboroik, onikomikosis yang rekuren dan kheilitis angularis
c.      Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
d.     Infeksi saluran afas bagian atas seperti: sinusitis bakteriaslis
III
Pada umumnya lemah, aktivitas di tempat tidur kurang dari 50%
a.     BB > 10%
b.     Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c.      Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d.     Kandidiasi orofaringeal
e.     Oral hairy leukoplakia
f.       TB Paru dalam tahun terakhir
g.     Infeksi bacterial yang berat seperti: pneumonia dan piomiositish
IV
Pada umumnya sangat lemah, aktivitas di tempat tidur lebih dari 50%
a.     HIV wasting syndrome seperti: yang didefenisikan oleh CDC
b.     Pneumonia pneumocytis carinii
c.      Toksoplasmosis otak
d.     Diare kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan
e.     Retinitis virus sitomegalo
f.       Kriptokokosis extra pulmonal
g.     Herpes simplex mukokutan > 1 bulan
h.     Leukoensepalopati multifokal progresif
i.       Mikosis disminata seperti histoplasmosis
j.       Kandidiasis disofags, trakea, bronkus dan paru
k.      Mikobakteriasis atipikal diseminata
l.       Septisemia salmonelosis nontifoid
m.    Tuberkulosis di luar paru
n.     Limfoma
o.     Sarkoma kaposi

F.   Komplikasi
1.      Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral,nutrisi,dehidrasi,penurunan berat badan, keletihan dan cacat.
2.      Neurologik
-        kompleks dimensia AIDS karena serangan langsung Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada sel saraf, berefek perubahan kepribadian, kerusakan kemampuan motorik, kelemahan, disfasia, dan isolasi social.
-        Enselophaty akut, karena reaksi terapeutik, hipoksia, hipoglikemia, ketidakseimbangan elektrolit, meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise, total / parsial.
-        Infark serebral kornea sifilis meningovaskuler,hipotensi sistemik, dan maranik endokarditis.
-        Neuropati karena imflamasi demielinasi oleh serangan Human Immunodeficienci Virus (HIV)
3.      Gastrointestinal
-        Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan sarcoma Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan,anoreksia,demam,malabsorbsi, dan dehidrasi
-        Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal, alkoholik. Dengan anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.
-        Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-gatal dan siare.
4.      Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza, pneumococcus, dan strongyloides dengan efek nafas pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
5.      Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa terbakar,infeksi skunder dan sepsis.
6.      Sensorik
-        Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva berefek kebutaan
-        Pendengaran : otitis eksternal aku

G.  Pemeriksaan Diagnostik
1.      Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
-          ELISA
-          Western blot
-          P24 antigen test
-          Kultur HIV
2.      Tes untuk deteksi gangguan system imun.
-          Hematokrit.
-          LED
-          CD4 limfosit
-          Rasio CD4/CD limfosit
-          Serum mikroglobulin B2
-          Hemoglobulin 

H.  Penatalaksanaan
1.      Respon biologis / aspek fisik
a.       Universal precaution
1)      Menghindari kontak langsung dengan cairan tubuh
2)      Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3)      Dekontaminasi cairan tubuh pasien
4)      Memakai alat kedokteran sekali pakai atau mensterilisasi semua alat kedokteran yang dipakai
5)      Memelihara kebersihan tempat pelayanan kesehatan
6)      Membuang limbah yang tercemar berbagai cairan tubuh secara benar dan aman

b.      Peran perawat dalam pemberian ARV
Tujuan terapi ARV:
1)      Menghentikan replikasi HIV
2)      Memulihkan system imun dan mengurangi terjadinya infeksi opurtunistik
3)      Memperbaiki kualitas hidup
4)      Menurunkan morbiditas dan mortalitas karena infeksi HIV
c.       Pemberian nutrisi
Pasien dengan HIV – AIDS harus mengkonsumsi suplemen atau nutrisi tambahan bertujuan untuk beban HIV – AIDS tidak bertambah akibat defisiensi vitamin dan mineral
d.      Aktivitas dan istirahat
Respon adaptif psikologis
1)      Pikiran positif tentang dirinya
2)      Mengontrol diri sendiri
3)      Rasionalisasi
4)      Teknik perilaku
Respon sosial
1)      Dukungan emosional
2)      Dukungan penghargaan
3)      Dukungan instrumental
4)      Dukungan informative
Respon spiritual
1)      Menguatkan harapan yang realistis kepada pasien terhadap kesembuhan
2)      Padai mengambil hikmah
3)      Kestabilan hati
Resiko epidemiologis infeksi HIV sistomatik
1)      Perilaku beresiko epidemiologis
2)      Hubungan seksual dengan mitra seksual resiko tinggi tanpa menggunakan kondom
3)      Pecandu narkotik suntikan
4)      Hubungan seksual yang tidak aman
                                                              i.      Memiliki banyak mitra seksual
                                                            ii.      Mitra seksual yang diketahui pasien HIV / AIDS
                                                          iii.      Mitra seksual di daerah dengan prevalensi HIV / AIDS yang tinggi
                                                          iv.      Homoseksual
5)      Pekerjaan dan pelanggan tempat hiburan seperti: panti pijat, diskotik, karaoke atau tempat prostitusi terselubung
6)      Mempunyai riwayat infeksi menular seksual (IMS)
7)      Riwayat menerima transfusi darah berulang
8)      Riwayat perlukaan kulit, tato, tindik atau sirkumsisi dengan alat yang tidak steril

I.     Data Fokus Pengkajian
1.      Aktivitas / istirahat
Gejala: Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya, progresi kelelahan / malaise, Perubahan pola tidur
Tanda: Kelemahan otot, menurunnya massa otot
Respon fisiologis terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi jantung, pernapasan
2.      Sirkulasi
Gejala: Proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia); perdarahan lama pada cedera (jarang terjadi)
Tanda: Takikardia, perubahan TD postural, Menurunnya volume nadi perifer, Pucat atau sianosis: perpanjangan kapiler
3.      Integritas ego
Gejala: Faktor stres yang berhubungan dengan kehilangan, mis: dukungan keluarga, hubungan dengan orang lain
Penghasilan, gaya hidup tertentu dan stres spiritual
Mengkuatirkan penampilan: alopesia, lesi cacat dan menurunnya BB
Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berguna, rasa bersalah
Kehilangan kontrol diri dan depresi

Tanda: Mengingkari, cemas, defresi, takut, menarik diri
Perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak mata kurang
Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan gejala yang sama
4.      Eliminasi
Gejala: Diare yang intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa disertai kram abdominal, Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda: Feces dengan atau tanpa disertai mukus dan marah, Diare pekat yang sering
Nyeri tekan abdominal, Lesi atau abses rectal, personal, Perubahan dalam jumlah, warna dan karakteristik urin
5.      Makanan / cairan
Gejala: Anoreksia, perubahan dalam kemampuan mengenali makanan / mual / muntah
Disfagia, nyeri retrostenal saat menelan
Penurunan berat bada: perawakan kurus, menurunnya lemak subkutan / massa otot, turgor kulit buruk, Lesi pada rongga mulut, adanya selaputnya putih dan perubahan warna
Kesehatan gigi / gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal
Edema (umum, dependen)
6.      Higiene
Gejala: Tidak dapat menyelesaikan aktivitas
Tanda: Memperlihatkan penampila yang kurang rapi, Kekurangan dalam banyak atau perawatan diri, aktivitas perawatan diri
7.      Neurosensori
Gejala: Pusing, pening / sakit kepala, perubahan status mental. Kehilangan ketajaman atau kemampuan diri untuk mengatasi masalah, tidak mampu mengingat dan konsentrasi menurun, Kerusakan sensasi atau indera posisi dan getaran
Klemahan otot, tremor dan perubahan ketajaman penglihatan
Kebas, kesemutan pada ekstremitas (kaki tampak menunjukkan perubahan paling awal)
Tanda:
Perubahan status mental dan rentang antara kacau mental sampai dimensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kesadaran menurun, apatis, retardasi psikomotor / respon melambat
Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis
Timbul refleksi tidak normal, menurunnya kekuatan otot dan gaya berjalan ataksia
Tremor pada motorik kasar / halus, menurunnya motorik
Vocalis: hemi paresis; kejang
Hemoragi retina dan eksudat
8.      Nyeri / kenyamanan
Gejala:
Nyeri umum atau local, sakit, rasa terbakar pada kaki
Sakit kepala (keterlibatan ssp)
Nyeri dada pleuritis
Tanda:
Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan / pincang
Gerak otot melindungi bagian yang sakit
9.      Pernapasan
Gejala:
Isksering, menetap
Napas pendek yang progresif
Batuk (sedang sampai parah), produktif / non produktif sputum (tanda awal dari adanya PCP mungkin batuk spasmodic saat napas dalam)
Bendungan atau sesak dada
Tanda:
Takipnea, distres pernapasan
Perubahan pada bunyi napas / bunyi napas adventisius
Sputum: kuning (pada pneumonia yang menghasilkan sputum)

10.  Keamanan
Gejala:
Riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat proses penyembuhannya
Riwayat menjalani transfusi darah yang sering atau berulang (mis: hemofilia, operasi vaskuler mayor, insiden traumatis)
Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut
Riwayat / berulangnya infeksi dengan PHS
Demam berulang; suhu rendah, peningkatan suhu intermitten / memuncak; berkeringat malam
Tanda:
Perubahan integritas kulit: terpotong, ruam mis: ekzema, eksantem, psoriasis, perubahan warna / ukuran mola; mudah terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
Rektum, luka-luka perianal atau abses
Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada 2 area tubuh atau lebih (mis: leher, ketiak, paha)
Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya berjalan

11.  Seksualitas
Gejala:
Riwayat perilaku beresiko tinggi yakni mengadakan hubungan seksual dengan pasangan yang positif HIV, pasangan seksual multipel, aktivitas seksual yang tidak terlindung dan seks anal
Menurunnya libido, terlalu sakit untuk melakukan hubungan seks
Penggunaan kondom yang tidak konsisten
Menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan terhadap virus pada wanita yang diperkirakan dapat karena peningkatan kekurangan (pribilitas vagina)
Tanda:
Kehamilan atau resiko terhadap hamil
12.  Genetalia:
Manifestasi kulit (mis: herpes, kulit); rabas
13.  Interaksi sosial
Gejala:
Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis: kehilangan kerabat / orang terdekat, teman, pendukung, rasa takut untuk mengungkapkannya pada orang lain, takut akan penolakan / kehilangan pendapatan
Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang meninggal akibat AIDS
Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana
Tanda:
Perubahan pada interaksi keluarga / orang terdekat
Aktivitas yang tidak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan
14.  Penyuluhan / pembelajaran
Gejala:
Kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan perilaku beresiko tinggi (mis: seksual ataupun penggunaan obat-obatan IV)
Penggunaan / penyalahgunaan obat-obatan IV, saat ini merokok, penyalahgunaan alkohol

15.  Pertimbangan rencana pemulangan:
Memerlukan bantuan keuangan, obat-obatan / tindakan, perawatan kulit / luka, peralatan / bahan; trasportasi, belanja makanan dan persiapan perawatan diri, prosedur keperawatan teknis, tugas perawatan / pemeliharaan rumah, perawatan anak, perubahan fasilitas hidup.

J.     Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem imunologis HIV / AIDS adalah:
1.      Resiko tinggi terhadap infeksi b/d pertahanan primer tidak efektif
2.      Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan yang berlebihan, diare berat
3.      Resiko tinggi terhadap tidak efektifnya pola nafas b/d ketidakseimbangan muscular
4.      Resiko tinggi terhadap perubahan faktor pembekuan b/d penurunan absorpsi Vitamin K
5.      Perubahan nutrisi kurang dari tubuh b/d perubahan pada kemampuan untuk mencerna d/d penurunan berat badan
6.      Nyeri kronik b/d inflamasi d/d keluhan nyeri
7.      Kerusakan integritas kulit b/d defisit imunologi d/d lesi kulit
8.      Perubahan membran mukosa oral b/d defisit imunologi d/d candidiasis
9.      Kelelahan b/d perubahan produksi energi metabolisme d/d kekurangan energi
10.  Perubahan proses pikir b/d hipoksemia d/d perubahan lapang perhatian
11.  Ansietas b/d ancaman pada konsep pribadi d/d peningkatan tegangan
12.  Isolasi sosial b/d perubahan status kesehatan d/d perasaan ditolak
13.  Ketidakberdayaan b/d perubahan pada bentuk tubuh d/d bergantung pada orang lain untuk perawatan
14.  Kurang pengetahuan mengenai penyakit b/d tidak mengenal sumber informasi d/d permintaan informasi

K.  Nursing care plane
Dapat dilihat di NCP NANDA…

L.   Daftar pustaka
Departemen Kesehatan republik Indonesia Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Meular Dan Penyehatan Lingkungan, Pedoman Nasional Terapi, 2004.
Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular Dan Penyehatan Lingkungan Departemen RI, Buku Pedoman Untuk Petugas Kesehatan Dan Petugas Lainnya, Jakarta, 2003.
Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, 2000.
Suzanne C Smeltzer, Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta, 2001.
Umar Zein, 100 Pertanyaan Seputar HIV / AIDS Yang Anda Ketahui, USU Press, Medan, 2006.

Pengantar Keperawatan Persepsi Sensori Pendahuluan • Manusia tergantung dari beragam stimulus sensori untuk memberi makna dan kesan pa...